Minggu, 06 Februari 2011

Krisis, Mesir Rugi US$310 Juta Perhari

Bank terbesar asal Prancis, Credit Agricole merilis gejolak politik yang terjadi di Mesir merugikan negara hingga sebesar US$310 juta per hari. Kerusuhan yang telah terjadi di Mesir selama satu pekan terakhir membuat lonjakan harga pangan di Kairo.


Seperti dilansir Associated Press yang mengutip laporan Credit Agricole, Jumat 4 Februari 2011, memprediksi tingkat pertumbuhan Mesir yang ditargetkan pada 5,3 persen pada 2011 harus direvisi. Bank investasi asal Prancis ini memperkirakan tingkat pertumbuhan ekonomi Mesir hanya tumbuh 3,7 persen.


Alasannya, ekonomi Mesir telah terpukul oleh protes selama beberapa minggu terakhir di mana puluhan ribu orang menuntut penggulingan Presiden Hosni Mubarak. Bank-bank dan bursa saham Mesir telah ditutup sepanjang minggu ini, sementara sebagian pabrik meliburkan para pekerjanya selama krisis berlangsung.


Dalam laporannya, Credit Agricole yang merupakan bank terbesar ke enam versi Tier 1 Capital menyatakan sektor pariwisata Mesir yang merupakan salah satu penopang ekonomi Mesir terpukul akibat puluhan ribu wisatawan telah melarikan diri dari Mesir karena aksi kekerasan terus meningkat.


Padahal sebelumnya dalam 30 tahun terakhir, pemerintah telah berhasil mereformasi kebijakan perekonomian di sana. Laporan Bank Dunia memperlihatkan, pada beberapa dekade terakhir Mesir telah mengalami kemajuan luar biasa dalam penyediaan infrastruktur di segala bidang, termasuk transportasi, telekomunikasi, pembangkit listrik, serta air dan sanitasi.


Laporan Dana Moneter Internasional (IMF) melansir, PDB per kapita berdasarkan paritas daya beli (PPP) meningkat empat kali lipat antara 1981-2006, dari US$1.355 pada 1981 menjadi US$2.525 pada 1991, US$3.686 pada 2001, dan menjadi US$4.535 pada 2006.


Dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi, Goldman Sachs pernah menggolongkan Mesir sebagai salah satu calon raksasa ekonomi baru dunia pada 2050.


Disadur dari Vivanews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar