Minggu, 06 Februari 2011

Assault Rifle Made in INDONESIA

M-16 nya Indonesia, Menang dalam ASEAN Rifle Meet 


Negeri kita bolehlah berbangga hati. Pasalnya, putra-putri bangsa kita telah berhasil mengembangkan senjata serbu (assault rifle) yang bisa kita umpamakan seperti M-16 nya Indonesia. Bahkan, SS sempat menjadi topik hangat ketika otoritas Filipina menciduk adanya impor senjata jenis Galil dari Israel di Filipina, yang ternyata tidak lain tidak bukan adalah ekspor legal SSV2 ke Filipina dan Mali. Mau tahu lebih jauh tentang senjata kebanggaan Indonesia ini? 
 Senapan Serbu (SS) adalah senjata serbu ( assault rifle ) yang dikembangkan PT PINDAD dari proyek lisensi senjata serbu jenis FNC FNH (Fabrique Nationale Herstal, Belgia) dan kebetulan FNH juga menjadi salah satu perusahaan yang berperan dalam menciptakan M-16 Amerika Serikat. Senapan serbu ini lebih maju dari yang pemah dibuat Pindad sebelum lisensi karena memenuhi standar NATO. Di dalamnya diaplikasikan teknologi balistik yang baru yaitu bentuk ulir dalam larasnya. Bentuk ulir ini memungkinkan senapan tersebut memiliki akurasi ketepatan yang lebih baik serta memungkinkan untuk dibuat semi atau fully automatic. 

Dengan produksi di bawah lisensi dengan FN Herstal, PT PINDAD melakukan pembelajaran. Dari sini mereka memperoleh kesempatan untuk mempelajari karakteristik senjata tersebut. Mereka juga dapat melakukan perbandingan dari segi desain khususnya dengan senapan buatan Amerika Serikat yang terkenal, M-16. Sehingga pada tahap ini PT PINDAD sudah mampu melakukan adaptasi desain senjata FNC menjadi senapan serbu SS1 berkaliber 5.56 mm yang sekarang menjadi salah satu senjata organik TNI. Senapan SS1 tentu saja bukan senapan biasa karena kemampuan operasinya bisa sekali dan dua kali tembakan. Berdasarkan basil pengujian SSI masih optimal beroperasi pada jarak 600 meter. Beratnya sekitar 4,71 kg dalam keadaan kosong, sementara kalau peluru terisi penuh sekitar 5,07 kg. SS1 juga terbukti memiliki sedikit dampak dan kebisingan. Meskipun tim penguji terdiri dari orang sipil SS1 terbukti dapat diandalkan apalagi dioperasikan oleh tentara yang terlatih. Pembuatan SS1 mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi karena spesifikasi senjata ini mengharuskan ia dapat dioperasikan dalam segala posisi dengan tingkat akurasi tembakan yang tinggi. Bandingkan misalnya dengan sniper atau senjata yang lain.

Program produksi dengan sistem lisensi seperti itu juga memberikan pengetahuan bagaimana meningkatkan kualitas dan kinerja senjata. Dari sini mereka melakukan adaptasi desain disesuaikan dengan kondisi pemakainya yaitu TNI dengan karakteristik ke-Indonesiaan-nya. Sehingga diproduksilah senapan serbu SSI dengan versi 1, 2, 3 dan 5 

Penggunaan di lingkungan TNI
SS1 sebenarnya telah digunakan sejak tahun 1991 dan telah menjadi senjata organik TNI/Polri. Namun, dalam penggunaannya, beredar isu bahwa SS1 ini mudah macet dan kotor. Oleh karena itu, PINDAD memperbaiki berbagai kesalahan yang ada dan menciptakan SS2 yang dipakai TNI/Polri sekarang. SS2 ini kemudian dikembangkan menjadi berbagai versi (SSV1, SSV2, SSV5, dsb.) dan menang dalam ASEAN Rifle Meet (ke-?).
Tentang SS2

Tipe: Senapan serbu
Negara asal : Indonesia
Sejarah pemakaian : Digunakan 2006-sekarang
Pemakai : Indonesia
Perang :  -
Sejarah produksi: Tahun -
Produsen :  PT Pindad
Spesifikasi
Berat : 3,2 kg (kosong)
Panjang : 930 mm
Panjang laras : 460 mm
Peluru : 5.56 x 45 mm NATO, .223 Remington
Kaliber : 5.56 x 45 mm
Mekanisme : Piston gas, bolt berputar
Kecepatan tembak : 700 butir/menit
Kecepatan peluru :  710 m/s
Jarak efektif : 450 m
Pengisian : Magazen box 30-butir
Alat bidik : Bidikan besi 



Disadur dari: http://www.topix.com/forum/world/malaysia/T0NO7V83J7FURV0NH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar